Analisis Kebijakan Regulasi Aset Digital Thailand: Contoh Token Emas Tether

Baru-baru ini, penerbit stablecoin terbesar di dunia USDT mengumumkan akan meluncurkan Token emas di suatu bursa aset digital di Thailand. Token ini terikat pada emas fisik, di mana 1 Token setara dengan 1 ons emas. Langkah ini merupakan aksi terbaru perusahaan dalam strategi penataan pasar di Thailand.

Sebelumnya, otoritas Thailand telah mengakui USDT sebagai mata uang kripto yang diakui. Pemerintah Thailand juga menyatakan niat untuk memanfaatkan mata uang kripto dan teknologi blockchain untuk mendorong pengembangan industri pariwisata lokal. Sebagai salah satu kekuatan ekonomi yang aktif di Asia Tenggara, sikap regulasi Thailand terhadap aset digital cukup terbuka, menarik banyak raksasa industri dan perusahaan rintisan.

Penerbit USDT dalam beberapa tahun terakhir secara aktif menyambut regulasi untuk mendapatkan lebih banyak dukungan dan pangsa pasar. Di awal tahun ini, perusahaan tersebut telah memindahkan kantornya ke El Salvador dan mendapatkan lisensi penyedia layanan aset digital lokal.

Regulasi aset digital di Thailand telah mengalami pergeseran dari hati-hati menjadi lebih proaktif. Pada tahun 2018, Thailand mengeluarkan peraturan yang membagi aset digital menjadi dua kategori: cryptocurrency dan token digital, dan mengatur dari dua dimensi yaitu penerbitan dan pelaksanaan bisnis.

Dalam hal penerbitan Token, Thailand membaginya menjadi dua kategori: yang diatur dan yang dikecualikan dari pengaturan. Token yang diatur mencakup Token investasi, Token utilitas yang siap untuk terdaftar, serta koin kripto, yang harus mendapatkan izin dari Otoritas Sekuritas dan menyerahkan dokumen terkait saat penerbitan. Token yang dikecualikan dari pengaturan terutama mencakup Token yang diterbitkan oleh bank sentral, Token utilitas berbasis konsumsi, dan penerbitan terbatas yang memenuhi syarat tertentu.

Untuk bursa aset digital, Thailand mengharuskan mereka untuk mendaftar dan mendirikan entitas lokal serta memperoleh lisensi dari Kementerian Keuangan. Bursa harus memenuhi persyaratan modal disetor minimum, tingkat aset bersih, dan mematuhi peraturan anti pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Bagi perusahaan yang berniat untuk menjalankan bisnis aset digital di Thailand, disarankan untuk memperhatikan hal-hal berikut:

1. Evaluasi apakah perlu mendapatkan lisensi regulasi berdasarkan karakteristik Token.
2. Pastikan manajemen tidak memiliki catatan buruk
3. Menyusun rencana bisnis yang andal dan menyediakan laporan keuangan yang diaudit
4. Mengungkapkan data operasional dan keuangan perusahaan tepat waktu sesuai dengan persyaratan peraturan.

Seiring dengan perkembangan pesat ekonomi digital global, Thailand sebagai pasar baru yang penting, kebijakan regulasi aset digitalnya patut mendapat perhatian terus-menerus dari industri.